MANGUNHARJO.NGAWI.DESA.ID-Sebagai masyarakat Jawa kita tidak lepas dari adat tradisi Jawa, salah satunya adalah tradisi nyadran. Jum' at, (28/06), warga Desa Mangunharjo Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi melaksanakan nyadran yang setiap tahunnya diadakan di pemakaman Mbah Jolono yang dipercayai sebagai tokoh yang mendirikan (Babat alas) Dusun Waruk.
Nyadran merupakan serangkaian acara yang diawali dengan kerja bakti membersihkan makam ataupun tempat yang dikeramatkan warga. Kemudian dilanjutkan dengan doa dan sedekah bersama melalui acara slametan.
Sehari sebelum nyadran, kepala desa beserta perangkat desa, BPD, Babinsa dan Bhabinkamtibmas mengadakan doa dan tabur bunga di makam para kepala desa dan perangkat desa Mangunharjo yang telah meninggal dunia.
Kegiatan nyadran tahun ini berbeda dengan tahun - tahun sebelumnya. Dalam kegiatan nyadran kali ini, Pemerintah Desa Mangunharjo mengadakan pawai gunungan berupa hasil alam pertanian yang ada di Desa Mangunharjo. Hal tersebut sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas hasil pertanian yang melimpah. Dimana nantinya gunungan tersebut akan dibagikan kepada masyarakat yang hadir dalam kegiatan nyadran tersebut.
Sesampainya rombongan pengarak gunungan tiba dilokasi, acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Kyai Mudzakir selaku tokoh agama masyarakat Desa Mangunharjo. Kemudian dilanjutkan dengan selamatan (Bancakan) dimana setiap warga yang hadir membawa nasi tumpeng dari rumah kemudian setelah selesai selamatan dimakan bersama-sama.
Setelah acara doa dan selamatan selesai, dilanjutkan pertunjukan wayang krucil yang dilaksanakan siang sampai malam hari. Pertunjukan wayang krucil ini dipercaya merupakan kegemaran Mbah Jolono dan sebagai upaya pelestarian kebudayaan Jawa. Biasanya, pertunjukan wayang krucil menceritakan kisah-kisah pada zaman penjajahan Belanda. Sehingga memberikan nilai-nilai patriotik dan perjuangan kepada ada para penonton.
Menurut Suprapto selaku Kepala Desa Mangunharjo, bahwa masyarakat percaya dengan melaksanakan nyadran mampu memberikan barokah kepada masyarakat. "masyarakat percaya dengan melaksanakan nyadran mampu memberikan barokah kepada mereka, dan yang paling penting dengan melaksanakan nyadran, berarti kita tidak lupa untuk menghormati para pendahulu kita." Ucap Suprapto.